Minggu, 06 Februari 2011

Dampak Positif LPI Bagi Perkembangan Sepak Bola Indonesia

Di sini, saya bukan berbicara atas nama LPI. Saya berbicara atas nama pribadi mengenai penilaian saya tentang kompetisi yang baru-baru ini muncul dan menghebohkan jagat sepak bola tanah air: LPI. Singkatan untuk Liga Primer Indonesia. Kompetisi ini digagas oleh penguasaha kondang pemilik Medco Group, Arifin Panigoro. Setau saya, bang Arifin ini dulu pernah tergabung dalam kepengurusan PSSI. Namun ia keluar. Mungkin karena tidak sejalannya visi antara ia dengan kepengurusan yang ada pada saat itu.
Kehadiran LPI menurut saya sangat berdampak positif bagi perkembangan sepak bola Indonesia. Memang belum banyak bukti yang bisa disajikan LPI mengingat kompetisi ini baru seumuran jagung alias baru mulai di tahun pertamanya. Namun gebrakan besar sudah mulai terlihat. Dimulai dengan konsep revolusioner untuk mengindustrikan sepak bola tanpa menggantukan setiap klub yang berlaga pada dana APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah). Satu hal ini saja menurut saya cukup revolusioner. Karena kita tahu bahwa kompetisi yang ada saat ini, LSI (Liga Super Indonesia) bentukan PSSI, sangat bergantung pada dana APBD. Uang rakyat yang seharusnya digunakan untuk kepentingan rakyat, malah digunakan untuk mengontrak pemain-pemain asing. Belum lagi kemungkinan uang ini dengan mudah dikorupsi oleh pihak-pihak yang terlibat.
Kucuran dana dari uang APBD ini tentu tidak sedikit. Bayangkan jika kita merata-ratakan setiap tim yang berlaga di ISL menghabiskan dana sekitar 15 miliar untuk satu musimnya. Ada berapa tim yang berlaga di kompetisi ISL? Puluhan. Belum lagi yang berlaga di divisi utama yang juga mendapatkan kucuran dana dari uang APBD. Sama banyaknya. Jika boleh berandai, seandainya kompetisi yang ada (LSI) memiliki konsep seperti LPI, maka anggaran dana yang jumlahnya ratusan miliar itu akan terselamatkan dan bisa kita muarakan pada saluran yang tepat seperti: pembinaan atlet usia muda serta pembangunan sarana dan prasarana olahraga. Kan pasti akan hebat jadinya?
Namun kita tahu bahwa kehadiran LPI ini tidak diakomodasi oleh otoritas sepak bola tertinggi tanah air yaitu PSSI. Bahkan cenderung untuk dimusuhi. PSSI tak mengijinkan LPI hadir di tanah air. PSSI malah mengklaim bahwa LPI adalah kompetisi ilegal. Semua perangkat yang terlibat di LPI akan “diberangus” alias dikenakan sanksi jika tetap nekat melanjutkan kompetisi. Bahkan PSSI telah melaporkan LPI kepada FIFA –otoritas tertinggi sepak bola dunia- agar segera memberikan sanksi. Entah apa yang mereka (PSSI) pikirkan. Orang tujuannya mulia: untuk memajukan sepak bola Indonesia. Ini malah dihalang-halangi.
Disisi yang lain, kehadiran LPI akan berdampak baik pada PSSI sendiri. Kehadiran LPI mau tidak mau segera “membangunkan” PSSI yang selama ini seolah tidur dari lamunannya yang panjang. Mau tidak mau PSSI harus segera berbenah jika tidak ingin kompetisinya (LSI) tergantikan oleh LPI. Biar bagaimanapun, LPI kan masih “anak bayi” karena baru terlahir ke dunia. Sedang ISL kan sudah tahunan. Tapi jika PSSI tidak segera membenahi kompetisinya, siap-siap saja untuk digantikan oleh LPI. PSSI harus mengeluarkan terobosan-terobosan baru agar tidak kalah bersaing. LPI tak mungkin dibendung kehadirannya karena ia adalah produk masyarakat yang menghendaki adanya kompetisi yang profesional. Kompetisi yang bersih dari segala intrik-intrik busuk. Kompetisi dimana setiap klubnya menjadi klub mandiri yang keuangannya tidak bergantung pada dana APBD. Entah bagaimana jadinya jika pemerintah mencabut dana APBD untuk klub-klub yang berlaga di LSI. Bisa hancur mereka. Inilah yang harus dipikirkan PSSI. Bukan saatnya untuk menjatuhkan lawan. Tapi saatnya untuk melihat ke dalam dan berbenah diri.
Kehadiran LPI dengan konsep industri sepak bola tentunya akan turut serta memajukan perkonomian negara. Klub-klub akan mandiri secara finansial (ditargetkan LPI bahwa empat tahun klub-klub sudah bisa mandiri). Ini pastinya akan menyedot banyak sekali tenaga kerja yang terlibat di sana. Perputaran uang di sepak bola tanah air akan semakin hidup dan membesar. Fasilitas-fasilitas serta produk-produk marcendise ikut merebak yang artinya akan semakin banyak lagi tenaga-tenaga kerja yang terlibat di sana. Maka bukan tidak mungkin jika dari sepak bola inilah perekonomian negara akan terangkat.
Memang LPI baru mulai. Mereka masih harus menunjukkan taringnya pada insan tanah air. Akan lebih bijak jika seandainya PSSI tidak menghalang-halangi niatan baik LPI yang ingin memanjukan sepak bola tanah air dengan caranya sendiri. Bukankah PSSI juga diuntungkan dengan hadirnya LPI ini? Kalo LPI sukses, bukannya akan lebih mudah bagi PSSI untuk mencari bibit-bibit pemain untuk membela timnas? Dengan demikian, potensi sepak bola tanah air akan lebih termaksimalkan.
Kita lihat saja babak-babak selanjutnya. Semoga semuanya bisa lebih dewasa lagi baik PSSI maupun LPI dalam menyikapi konflik. Semoga diperoleh titik tengah bagi keduanya. Demi kemajuan tanah air Indonesia. Semoga.

1 komentar:

  1. KEUNTUNGAN BERMAIN ZEUSBOLA?
    BONUS CASHBACK MENCAPAI15% + ROLLINGAN 0.6% SETIAP MINGGU
    SANGAT MENGUNTUNGKAN BUKAN?

    DAN LEBIH WOW NYA LAGI DEPOSIT NYA MINIMAL CUMAN 50K KAMU SUDAH BISA BERMAIN GAME DENGAN 1 USER ID SAJA GENGS….

    UNTUK INFORMASI LEBIH LANJUT SILAHKAN HUBUNGI KAMI DI:
    WHATSAPP : +62 822-7710-4607

    #ZEUSBOLATERBAIK #AGENJUDIBOLATERPERCAYA #PROMOTERBARU #IDNLIVE #SPORTS
    #DEPOSITPULSA
















    BalasHapus